“Sudah dua kali saya ke Kalimantan Tengah. Di sana akan dibangun food estate khusus untuk padi dan singkong. Di sini (Sumatera Utara) ada luas lahan 60.000 hektare, yang akan digunakan food estate adalah seluas 30.000 hektare,” ujar Presiden dalam keterangannya. Lumbung
pangan ini nantinya akan tersebar di sejumlah kabupaten di Sumatera
Utara, yakni Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara,
Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Pakpak Bharat.
Sebagai
langkah awal pengembangan, di Humbang Hasundutan akan terlebih dahulu
dibangun sebuah kawasan hortikultura yang akan menempati lahan seluas
215 hektare. Komoditas yang akan diproduksi dalam lahan tersebut di
antaranya ialah bawang merah, bawang putih, dan kentang dengan segala
produk turunan dan olahannya. Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara
sempat meninjau penanaman bibit komoditas hortikultura yang telah
disiapkan. Insyaallah nanti, ini sudah mulai (tanam), akan kita
lihat hasilnya kira-kira 2 sampai 2,5 bulan ke depan. Akan kita lihat
nanti,” tuturnya.
Dalam proyek pengembangan lumbung pangan baru,
baik di Kalimantan Tengah maupun di Sumatera Utara, Kepala Negara ingin
melihat proses bisnis terintegrasi yang nantinya akan dijalankan. Dari
situ kemudian akan disempurnakan dan dapat menjadi contoh bagi
pengembangan lumbung pangan serupa di provinsi-provinsi lainnya. “Saya
rasa kita ingin melihat model bisnisnya seperti apa, proses bisnis yang
akan dilakukan di sini seperti apa, hitung-hitungannya sudah ada. Ini
akan menjadi contoh untuk provinsi-provinsi lain yang ingin membuat food estate,” kata Presiden.
Untuk
diketahui, pengolahan lahan di lokasi pengembangan 215 hektare lahan
tersebut akan melibatkan setidaknya tujuh kelompok tani yang menaungi
169 petani di Desa Ria-Ria. Korporasi petani memang akan menjadi
basis dari pengembangan kawasan lumbung pangan baru di sejumlah wilayah.
Nantinya, pengembangan kawasan itu akan dilakukan secara terintegrasi
mencakup proses pertanian, perkebunan, atau peternakan dengan mekanisasi
pertanian dan melakukan hilirisasi pascapanen untuk menghasilkan
produk-produk olahan yang akan meningkatkan nilai tambah. Turut
mendampingi Presiden dalam peninjauan tersebut di antaranya ialah
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar
Pandjaitan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, serta Gubernur Sumatera Utara Edy
Rahmayadi.(BPMI Setpres)