Hadiri Pelantikan Alumni Fisipol Unrika, Amsakar: Jangan Lelah Terlibat Dalam Pengembangan Kapasitas SDM
sinarkepri.co.id. Batam – Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad menghadiri pelantikan Ikatan Keluarga Alumni Fisipol Unrika Batam di Kampus Unrika Batam, Sabtu (25/9/2021). Amsakar menyebutkan, pergantian kepengurusan dalam sebuah organisasi adalah hal yang lazim. Poinnya, lanjut Amsakar, seluruh alumni harus terlibat aktif dalam mewujudkan Fisipol Unrika yang tetap dapat berkontribusi bagi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). “Kita berharap fakultas ini tetap bisa melahirkan SDM yang mumpuni. Bisa berkiprah di berbagai tempat dan alhamdulillah ini sudah terwujud dan harus terus ditingkatkan,” kata Amsakar.
Pernah menjadi dosen, Amsakar memang kerap dikenal sebagai pejabat yang dekat dengan dunia akademik. Tidak heran, Amsakar mengaku bernostalgia saat hadir dalam kegiatan ini. Bahkan, Amsakar terlibat dalam pembentukan Fisipol Unrika Batam danpernah menjadi Dekan pada fakultas tersebut. “Beberapa waktu lalu saya di podcast bersama rektor di Podcast Unrika. Saya juga sempat membaca puisi di Radio Unrika. Artinya, perkembangan Unrika ini cukup bagus. Teruslah bergerak dan berkontribusi bagi pengembangan SDM dan kami berterimakasih atas kontribusi yang diberikan Unrika selama ini,” papar dia.
Amsakar menilai, pengembangan kualitas SDM merupakan salah satu hal yang penting. Ia kerap mengatakan, jika mau berhasil di dunia jawabannya adalah pendidikan. Begitupun jika ingin berhasil di akhirat, jawabannya juga pendidikan. Maka, lanjut dia, bukan kebetulan jika ayat dalam Al-Qur’an yang pertama kali turun adalah perintah membaca (iqra). Kemudian, pada pertengahan kitab suci umat islam ini disebutkan Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. “Saya sekarang juga masih kuliah. Jangan pernah berhenti mengembangkan kapasitas SDM itu,” harap dia.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, tingkat pendidikan merupakan salah satu parameter dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). Dua lainnya yakni derajat kesehatan dan pendapatan perkapita. Konsep ini dikembangkan pada tahun 1990 oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan seorang ekonom Pakistan Mahbub ul Haq, serta dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics. “Nah, sekarang ini menjadi parameter mengkategorikan apakah sebuah negara masuk negara maju atau berkembang,” ucap dia.
Mewujudkan kualitas SDM yang mumpuni, hendaknya dilakukan bersama semua pihak. Dengan kata lain, dilakukan secara kolektif. Menurutnya, belajar tidak semata-mata dilakoni oleh pelajar atau mahasiswa, bahkan alumni juga harus terus memboboti diri dengan ilmu-ilmu yang baru. “Biasakan tradisi membaca buku. Ilmu pengetahuan berkembang sangat luar biasa. Era 4.0 sudah membuat jungkir balik peradaban, jika kita telat kita akan tertinggal,” katanya.
Sebagai contoh, ia bercerita perihal satu buku yang pernah ia baca. Berjudul, The Four: DNA Rahasia Amazon, Apple, Facebook, dan Google yang ditulis Scott Galloway. Dari judulnya, buku jelas membahas 4 perusahaan teknologi yang kini berpengaruh di dunia. “Terus kembangkan diri dan juga beradaptasi dengan perkembangan digital,” imbuhnya.(mcb)