Gas Elpiji 3 Kg di Sagulung Langka
Harga Rp20.000 Hingga Rp26.000
Sinarkepri.co.id.Batam-Sebagaimana pernah diberitakan sejumlah media bulan Juni
2019 lalu, bahwa tingkat konsumsi gas LPG ukuran 3 kg terus meningkat, sehingga
dipresdiksi tahun 2020 nanti akan semakin langka. Karenanya, untuk mencegah kelangkaan tersebut,
pemerintah merencanakan pendistribuannya diilakukan secara tertutup pada 2020
nanti. Apakah karena kabar kelangkaan LPG 3 kg
tahun 2020 nanti sehingga terjadi penimbunan sehingga sejak beberapa bulan ini,
terjadi kelangkaan?. Baik Kepala dinas
perdagangan belum menjelaskaannya kepada publik
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada bulan Juni 2019 lalu memang pernah menyatakan, bahwa tahun 2020 nanti hanya akan mendistribusi LPG 3 kg kepada golongan masyarakat yang benar-benar tidak mampu dengan menggunakan kartu identitas tertentu. Pendistribusian secara tertutup tahun 2020 nanti menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto pada bulan Juni 2019 lalu, hanya masyarakat yang tidak mampu yang dapat uang subsidi yaitu LPG 3 kg dengan jalan kepemilikan kartu elektronik. Kemudian ke dalam kartu idenditas elektronik yang dimilki masyarakat yang tidak mampu disalurkan pemerintah.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada bulan Juni 2019 lalu memang pernah menyatakan, bahwa tahun 2020 nanti hanya akan mendistribusi LPG 3 kg kepada golongan masyarakat yang benar-benar tidak mampu dengan menggunakan kartu identitas tertentu. Pendistribusian secara tertutup tahun 2020 nanti menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto pada bulan Juni 2019 lalu, hanya masyarakat yang tidak mampu yang dapat uang subsidi yaitu LPG 3 kg dengan jalan kepemilikan kartu elektronik. Kemudian ke dalam kartu idenditas elektronik yang dimilki masyarakat yang tidak mampu disalurkan pemerintah.
Terlalu dini memang jika terjadi
penimbunan atau mungkin penyulingan ke tabung besar sebagai dampak dari pemberitahuan pemerintah bulan Juni 2019 yang lewat. Namun yang pasti sejak beberapa bulan ini sudah terjadi kelangkaan. Apakah memang ada spekulan yang menimbun atau memborongnya saat terjadi pendistribusian? Atau terjadi penyulingan ke dalam tabung besar sebagaimana pernah terjadi
beberapa waktu lalu di salah satu gudang LPG Batu Ampar. Masyarakat berharap, pemerintah sudah saatnya melakukan razia terhadap sejumlah pangkalan ataupun operasi pasar..
Pantauan media ini di satu Kelurahan saja yaitu Kelurahan Sagulung Kota Kecamatan Sagulung Kamis (31/10) sejak pagi hingga sore, sejumlah pangkalan gas menuliskan, bahwa Gas habis, dengan tulisan besar. Padahal diketahui, LPG ukuran 3kg disalurkan minimal 3 kali dalam seminggu ke setiap pangkalan. Bahkan pendistribusiannya baru pada hari Rabu malam (malam Kamis-red), tetapi hari Kamisnya sudah ludes. Jikapun ada, hanya ada di beberapa pengecer, seperti di penjual eceran premium botolan pinggir jalan. Bahkan ada juga rumah makan yang menjualnya. Harganya, sudah pasti jauh melebihi harga eceran yang ditentukan pemerintah Rp18.000 (dahulu Rp15.000).
Harganya bervariasi. Namun harga paling rendah Rp20.000, ada yang Rp22.000, Rp 23.000 hingga Rp25.000 sampai Rp26.000. Itupun harus berkeliling mencarinya. Sebab di beberapa pangkalan sudah ludes, entah siapa yang memborongnya. Apakah situasi kelangkaan gas LPG 3kg ini akan terus berlanjut sampai akhir 2019 ini? Atau masyarakat harus dipaksa lagi kembali memakai BBM minyak tanah? Masyarakat menduga, terjadinya kelangkaan gas LPG 3kg merupakan yang terburuk sehingga ada dugaan terjadinya penimbunan yang perlu diselidiki aparat. (red)
Harganya bervariasi. Namun harga paling rendah Rp20.000, ada yang Rp22.000, Rp 23.000 hingga Rp25.000 sampai Rp26.000. Itupun harus berkeliling mencarinya. Sebab di beberapa pangkalan sudah ludes, entah siapa yang memborongnya. Apakah situasi kelangkaan gas LPG 3kg ini akan terus berlanjut sampai akhir 2019 ini? Atau masyarakat harus dipaksa lagi kembali memakai BBM minyak tanah? Masyarakat menduga, terjadinya kelangkaan gas LPG 3kg merupakan yang terburuk sehingga ada dugaan terjadinya penimbunan yang perlu diselidiki aparat. (red)