Keterangan poto: Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi. (foto/ist)

Keterangan poto: Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi. (foto/ist)

Dinkes Batam Imbau Warga Waspadai Penyakit Akibat Cuaca Ekstrem

Muhammad Ikhsan

Editor Muhammad Ikhsan

Jumat, 5 September 2025 | 08:16 WIB

Keterangan poto: Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi. (foto/ist)

Keterangan poto: Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi. (foto/ist)

Batam, SinarKepri.co.id — Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi, mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap sejumlah penyakit yang rentan muncul di tengah cuaca ekstrem. Fluktuasi suhu, curah hujan tinggi, dan angin kencang dapat memicu masalah kesehatan jika tidak diantisipasi dengan baik.

Perubahan cuaca yang ekstrem dalam beberapa pekan terakhir memicu kekhawatiran akan munculnya berbagai penyakit musiman seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih membayangi.

“Masyarakat perlu mewaspadai penyakit seperti ISPA, DBD dari genangan air, dan gangguan pencernaan akibat makanan tidak higienis,” ujarnya, Kamis, (4/9/2025).

Didi menjelaskan bahwa perubahan cuaca yang drastis dapat melemahkan daya tahan tubuh, membuat diri lebih rentan terserang penyakit.

Untuk mengantisipasi Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan diri, menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, dan segera beristirahat jika merasa tidak enak badan.

“Gunakan masker saat udara tidak sehat, rutin menguras penampungan air, dan segera periksa ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala,” pesan Didi.

Ancaman DBD disebutkan masih sangat serius. Hingga 1 September 2025, Kota Batam telah mencatat 499 kasus DBD yang tersebar di 12 kecamatan.

Angka ini menjadi peringatan bagi seluruh warga untuk tidak menganggap remeh penyakit ini.

Data dari tahun ke tahun menunjukkan pola yang fluktuatif namun mengkhawatirkan. Setelah sempat turun signifikan menjadi 392 kasus pada tahun 2023, angka ini justru melonjak hampir dua kali lipat menjadi 871 kasus pada tahun 2024.

Pada tahun 2025, lonjakan kasus DBD tertinggi terjadi pada bulan Juli dengan 112 kasus. Secara geografis, wilayah dengan kasus tertinggi adalah Kecamatan Sagulung (90 kasus), disusul Batam Kota (82), Sekupang (70), Batu Aji (68), dan Bengkong (64). Sementara itu, Kecamatan Belakang Padang menjadi wilayah dengan kasus terendah, yaitu 2 kasus.

Yang lebih memprihatinkan, angka kematian akibat DBD juga menunjukkan grafik yang mengkhawatirkan. Tahun 2024 menjadi tahun terkelam dengan 14 kematian, melonjak drastis dari 3 kematian pada 2023. Hingga September 2025, sudah dua nyawa melayang akibat penyakit yang dibawa nyamuk Aedes aegypti ini.

Dinkes Batam mengimbau seluruh warga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala sakit agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

Pemerintah juga telah menerbitkan Surat Edaran Wali Kota Nomor 11 Tahun 2025 untuk memperkuat sistem kewaspadaan dini. Meski fogging (pengasapan) rutin dilakukan,

Didi menegaskan bahwa itu bukan solusi utama.

“Fogging hanya membasmi nyamuk dewasa. Yang terpenting adalah mencegah perkembangbiakannya dengan menjaga kebersihan lingkungan,” tegasnya.

Pesan itu kembali menegaskan bahwa kunci melawan DBD dan penyakit musiman ada di tangan masyarakat sendiri, dimulai dari kedisiplinan di setiap rumah tangga. (***)

Editor: Ikhsan