Keterangan poto: Diskusi bertajuk "Wartawan Bukan Premanisme" yang diselenggarakan di Swiss-Bell Hotel Harbour Bay, Kota Batam, pada Sabtu (14/6/2025). (foto/ist)

Keterangan poto: Diskusi bertajuk "Wartawan Bukan Premanisme" yang diselenggarakan di Swiss-Bell Hotel Harbour Bay, Kota Batam, pada Sabtu (14/6/2025). (foto/ist)

Geger! Diskusi Klarifikasi "Wartawan Bukan Premanisme" di Batam Berakhir Ricuh, Ketua PWI Jadi Korban Pemukulan

Muhammad Ikhsan

Editor Muhammad Ikhsan

Minggu, 15 Juni 2025 | 19:54 WIB

Keterangan poto: Diskusi bertajuk "Wartawan Bukan Premanisme" yang diselenggarakan di Swiss-Bell Hotel Harbour Bay, Kota Batam, pada Sabtu (14/6/2025). (foto/ist)

Keterangan poto: Diskusi bertajuk "Wartawan Bukan Premanisme" yang diselenggarakan di Swiss-Bell Hotel Harbour Bay, Kota Batam, pada Sabtu (14/6/2025). (foto/ist)

Sinarkepri.co.id Batam – Sebuah forum diskusi yang seharusnya menjadi ajang klarifikasi dan pemahaman bersama, mendadak berubah menjadi arena kericuhan. Diskusi bertajuk "Wartawan Bukan Premanisme" yang diselenggarakan di Swiss-Bell Hotel Harbour Bay, Kota Batam, pada Sabtu (14/6/2025) kemarin, dilaporkan Berakhir Ricuh.

Kegiatan yang diinisiasi Solidaritas Wartawan Kota Batam ini mengundang Pengurus PWI Kota Batam yang dibantu oleh sesepuh wartawan senior, Marganas Nainggolan.

Ironisnya, acara ini awalnya ditujukan untuk menanggapi narasi "Wartawan Bukan Premanisme" yang selama ini digaungkan PWI Kota Batam. Narasi ini sendiri muncul sebagai respons terhadap berbagai stigma negatif yang kerap disematkan pada profesi jurnalis, seolah ingin menegaskan independensi dan profesionalisme pers. Namun, tujuan mulia tersebut justru tercoreng oleh insiden yang sangat memalukan.

Sebelumnya, Ketua PWI Kota Batam Khafi Ashary, menyampaikan pandangannya soal pentingnya sertifikasi Uji Kompetensi Wartawan (UKW) sebagai bentuk profesionalisme. Diduga, pernyataan Khafi mengenai urgensi UKW inilah yang memicu ketegangan dan perdebatan sengit di antara peserta.

Insiden mengejutkan ini bahkan diduga melibatkan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Batam, yang dikabarkan menjadi korban pemukulan dalam acara tersebut. Belum jelas pemicu pasti keributan ini selain dari dugaan perbedaan pandangan soal UKW.

Khafi sendiri menilai peristiwa ini sebagai bentuk serangan terhadap etika pers dan profesionalisme. Ia menegaskan bahwa PWI Kota Batam selama ini secara konsisten mendorong wartawan agar mengikuti sertifikasi resmi, demi menjaga integritas profesi.

"Kami terus berupaya agar wartawan di Kota Batam memiliki kompetensi yang teruji. Ini bukan hanya soal gelar, tapi juga tentang bagaimana kita menjalankan tugas jurnalistik dengan benar, sesuai kode etik dan standar profesional," ujar Khafi

Pihak kepolisian diharapkan segera mengusut tuntas dugaan pemukulan ini untuk mengungkap fakta sebenarnya. Kejadian ini tentu menjadi sorotan tajam bagi dunia pers di Kota Batam, dan ini sangat memalukan. (***)

 

Editor: Ikhsan