Sinarkepri.co.id Batam – Kelistrikan di Kota Batam jauh lebih dari sekadar komoditas bisnis semata. Sektor ini telah menjelma menjadi Tulang Punggung Pembangunan dan pendorong daya saing wilayah industri di Batam. Ketersediaan listrik yang stabil dan memadai menjadi faktor utama bagi pertumbuhan ekonomi dan keberlangsungan operasional ribuan industri di kawasan ini.
Komisaris PT PLN Batam, Usep. R.S mengatakan, Kelistrikan Bukan hanya sebagai komoditas yang tercatat di meteran, listrik adalah jantung dari setiap roda ekonomi yang berputar di kota ini. Keterlibatan aktif dunia usaha dalam mendukung sistem Kelistrikan menjadi kunci untuk membangun pondasi pembangunan.
"Listrik itu bukan sekadar angka di meteran. Ia pondasi dari semua aktivitas ekonomi. Ketika dunia usaha ikut berperan aktif dalam mendukung sistem Kelistrikan, maka mereka ikut membangun pondasi pembangunan kota ini," ujar Usep dalam pernyataan tertulisnya belum lama ini, dikutip.
Pernyataan sebelumnya mengenai pentingnya Kelistrikan sebagai tulang punggung ekonomi Kota Batam, hal ini didukung oleh peningkatan signifikan jumlah pemilik wilayah usaha dan pemegang IUPTLU (Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum) yang telah meneken perjanjian jual beli tenaga listrik dengan PLN Batam.
Usep menilai langkah tersebut sebagai indikasi kesadaran kolektif yang mulai tumbuh, bahwa sektor swasta punya tanggung jawab langsung terhadap keberlanjutan energi di Batam.
“Kami sangat mengapresiasi para pelaku usaha yang bersedia bekerjasama secara resmi. Ini bukan hanya tentang tarif, tapi tentang kejelasan struktur energi kita. Tentang siapa menanggung apa, dan bagaimana sistem ini bisa terus berjalan dalam jangka panjang,” tegasnya, dikutip.
Usep menjelaskan lebih lanjut bahwa PLN Batam beroperasi secara mandiri, tanpa menerima subsidi atau kompensasi dari pemerintah pusat. Ini berbeda dengan skema Kelistrikan di banyak daerah lain di Indonesia yang masih bergantung pada dukungan finansial pemerintah.
"Kami tidak menerima subsidi atau kompensasi dari pemerintah pusat, berbeda dengan skema Kelistrikan di banyak daerah lain di Indonesia," tegas Usep.
Dengan demikian, kata Usep, operasional PLN Batam sepenuhnya bergantung pada efisiensi internal dan kontribusi pelanggan.
Dalam konteks itu, menurutnya, wajar jika dunia usaha juga ikut menjaga keberlanjutan pasokan listrik sebagai bentuk partisipasi sosial dan ekonomi.
“Batam itu sudah diuntungkan dari sisi fiskal. Kalau energi juga ingin selalu murah tanpa kontribusi yang seimbang, justru itu bisa mengganggu kestabilan. Kita bukan bicara soal hari ini saja, tapi ketahanan sistem ke depan,” ujarnya.
Komisaris PLN Batam itu mengajak seluruh pelaku usaha, baik yang telah maupun belum menjalin kerjasama resmi, untuk melihat energi sebagai bagian dari tanggung jawab kolektif menuju masa depan yang lebih kuat.
“Indonesia Emas 2045 tidak akan bisa dicapai dengan sistem energi yang rapuh. Batam bisa jadi contoh bagaimana swasta dan negara bergandengan membangun kekuatan energi nasional,” tutupnya.
Dengan Kelistrikan yang kuat dan terjamin, Batam siap untuk terus menjadi magnet bagi investasi dan pusat pertumbuhan ekonomi regional. (***)
Editor: Ikhsan