Batam, SinarKepri.co.id – Aksi unjuk rasa yang digagas oleh mahasiswa di Batam berakhir antiklimaks. Aksi yang rencananya akan melibatkan banyak massa ini hanya dihadiri oleh segelintir mahasiswa.
Akibatnya, koordinator aksi, Muryadi, mengaku sangat kecewa dan merasa dikhianati oleh rekan-rekannya sendiri setelah persiapan matang yang telah dilakukan.
"Kami sudah mempersiapkan ini dengan serius, tapi mereka membatalkan begitu saja tanpa alasan yang jelas. Saya merasa dikhianati setelah semua usaha yang kami curahkan," ungkap Muryadi dengan nada kecewa.
Aksi yang semula dijadwalkan untuk menyuarakan penolakan terhadap kenaikan tunjangan DPR, mendesak reformasi Polri, serta menolak pungutan PBB yang dinilai membebani masyarakat.
Namun, yang terlihat di lokasi massa yang semula diharapkan mencapai ratusan orang menyusut drastis menjadi hanya belasan orang saja.
Ia menyayangkan sikap rekan-rekannya yang tidak menunjukkan komitmen. Padahal, isu yang diangkat dalam unjuk rasa tersebut dinilai penting untuk disuarakan.
"Ini bukan hanya soal aksi, tapi soal solidaritas dan perjuangan bersama. Sayang sekali semangat itu tidak ada,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa sikap rekan-rekannya itu justru kontraproduktif dengan semangat pergerakan mahasiswa, tegasnya. (***)