Batam, SinarKepri.co.id - Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait krisis air bersih di Batam yang melibatkan Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, bersama warga Tanjung Sengkuang dan Batu Merah, berakhir tanpa solusi dan tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Pertemuan ini merupakan kali ke tiga yang digelar di Kantor DPRD Batam pada, Senin (8/9/2025).
Mendengar keluhan warga yang terus berulang tanpa ada solusi, Amsakar tak bisa menutupi kekesalannya. Ia secara terbuka mengancam akan mengkaji ulang kontrak kerja sama dengan PT Moya, selaku operator air di Batam.
Dalam pertemuan tersebut, warga dari Tanjung Sengkuang dan Batu Merah mengeluhkan pelayanan air bersih yang tak kunjung normal sejak tiga bulan terakhir.
Salah satu perwakilan warga Tanjung Sengkuang, mendesak agar pendistribusian air tangki dan tandon lebih terencana. Ia mengkritik pemerintah yang dinilai lambat dalam menangani krisis air bersih yang sudah berlangsung selama tiga bulan.
“Jangan hanya datang saat ada permintaan. Harus ada jadwal tetap supaya (aktivitas) sekolah, puskesmas, dan warga tidak terhambat,” kata Ulil.
"Kami tidak butuh janji-janji palsu. Jangan hanya datang saat ada permintaan, harusnya ada jadwal tetap agar aktivitas sekolah, puskesmas dan warga tidak terhambat,” ujar Ulil dalam RDP tersebut.
Merespons keluhan warga, Amsakar meminta maaf karena belum bisa memberi pelayanan terbaik. Dia juga mengakui perbaikan distribusi air membutuhkan pekerjaan teknis dan dukungan pembiayaan yang memakan waktu. “Saya pastikan ini komitmen kami sejak awal,” ujarnya.
Sebagai solusi jangka pendek, Amsakar menginstruksikan Deputi Bidang Pelayanan Umum BP Batam dan manajemen PT Moya agar menopang distribusi air dengan tandon dan mobil tangki.
Sedangkan untuk jangka panjang, ia memperkirakan proyek pembangunan instalasi dan jaringan baru akan rampung sekitar Juni 2026. “Lebih baik kami bicara apa adanya dengan warga daripada memberi janji manis, tapi tidak selesai-selesai,” tegas Amsakar.
Ditempat yang sama, Deputi Bidang Pelayanan Umum BP Batam, Ariastuty Sirait, memastikan akan segera turun ke lapangan untuk menindaklanjuti instruksi wali kota. “Upaya jangka pendek adalah penambahan tandon dan mobil tangki di kedua wilayah itu,” ujarnya.
Amsakar menekankan kebutuhan air bersih adalah hak dasar masyarakat yang tak bisa ditawar. Ia juga mendesak pihak konsorsium untuk menunjukkan komitmen dan langkah konkret dalam hitungan minggu, bukan bulan.
Pria yang sering di sapa bang Am tersebut, menantang pihak SPAM dan PT Moya, yang semula memberi target satu bulan, menjadi dua minggu. “Saya tanya, bisa tidak dua minggu? Kalau belum bisa, saya minta satu bulan. Tapi jangan mundur lagi. Sekali keluar pernyataan di forum ini, tidak boleh berbalik,” katanya dengan tegas bak petir bergelegar (***)
Editor: Ikhsan.